Minggu, 24 November 2013

OBAT HATI

OBAT HATI





Tombo ati iku limo perkarane
Kaping pisan moco Qur’an lan maknane
Kaping pindo sholat wengi lakonono
Kaping telu wong kang sholeh kumpulono
Kaping papat kudu weteng ingkang luwe
Kaping limo dzikir wengi ingkang suwe
Salah sawijine sopo bisa ngelakoni
Mugi-mugi gusti Allah nyembadani


Obat hati ada lima perkaranya
Yang pertama baca Quran dan maknanya
Yang kedua sholat malam dirikanlah
Yang ketiga berkumpullah dengan orang sholeh
Yang keempat perbanyaklah berpuasa
Yang kelima dzikir malam perbanyaklah
Salahsatunya siapa bisa menjalani
Moga-moga Gusti Allah mencukupi
*OPICK



Yang pertama baca Quran dan maknanya
Dan Kami turunkan dari Al-Quran itu sesuatu yang menjadi obat (penawar hati) bagi orang-orang yang beriman. (Q.S. Al-Isra, ayat 82)
Suatu hari, seseorang datang kepada Ibnu Masud dan menceritakan bahwa ia sedang dilanda risau, pusing, hatinya gelisah dan tidak tentram. Ibnu Masud menyarankan kepada orang itu agar mendatangi tiga tempat untuk menemukan obatnya.
Pertama, tempat orang membaca Al-Quran dengan memperhatikan dan mendengar-kan baik-baik atau ia membaca sendiri Al-Quran itu dengan baik dan tartil.
Kedua, agar mendatangi majlis talim atau tempat-tempat orang yang sedang menuntut ilmu, mendengarkan syarahan, bermesyuarat dan lain-lain.
Ketiga, agar datang ke tempat-tempat yang sunyi. Di sana ia dapat menyendiri dengan beribadah & dapat merasakan manisnya mendekatkan diri kepada Allah s.w.t.

Nasihat itu diikutinya. Serta-merta ia berwudhu dengan baik lalu mengambil Al-Quran dan dibacanya dengan khusyuk dan tawaduk. Tiada berapa lama kemudian, hatinya yang gundah dan gelisah itu telah berubah menjadi tenang dan tentram. Hilang segala rasa gundah dan gelisah.
Maka benar sekali bahwa obat hati itu ada lima perkara yaitu membaca Al-Quran dengan memahami artinya, mendirikan sholat malam (qiyamul lail), berkumpul dengan orang-orang sholeh, berpuasa, dan berdzikir di malah hari.
Sebagai mana pesan Al-Ustadz Drs. Ahmad Sukina :
Al-Qur’an adalah firman Allah, sekaligus merupakan perkataan yang terbaik. Siapapun yang mengikuti Al-Qur’an, maka dia akan menjadi orang yang baik.
Qur’an mengajar manusia untuk qana’ah, maka orang yang mengikuti Al-Qur’an tidak akan serakah, dirinya terhindar dari berbagai tindak korupsi, kolusi, dan nepotisme, sehingga berbagai kejahatan ekonomi bisa diatasi.
Qur’an mengajar manusia untuk suka bersedeqah, maka orang yang mengikuti Al-Qur’an akan lebih suka memberi dari pada diberi, kedermawanan merebak dimana-mana, sehingga persoalan kemiskinan bisa diatasi.
Qur’an mengajar manusia untuk mensyukuri nikmat persatuan dan persaudaraan, serta melarang perselisihan dan pecah belah, maka orang yang mengikuti Al-Qur’an akan bersatu, bersaudara, tidak berselisih, apalagi berpecah belah. Sehingga persoalan perkelahian antar pemuda, perang antar suku, bentrok antara aparat dan sejenisnya bisa diatasi.
Qur’an mengajarkan semua manusia bertanggungjawab atas perbuatan masing-masing di hadapan Allah, tidak kepada DPR atau rakyat, karena anggota DPR bisa disuap dan rakyat bisa dibohongi. Maka para pemimpin yang mengikuti Al-Qur’an akan menjadi pemimpin yang kredibel dan akuntabel, sehingga persoalan pemimpin yang suka obral janji tanpa bukti bisa diatasi.
Qur’an mengajarkan bahwa memelihara nyawa satu orang sama dengan memelihara nyawa manusia seluruhnya. Maka orang yang mengikuti Al-Qur’an akan menghormati nyawa orang lain, sehingga persoalan mutilasi, pembunuhan berantai, dan penganiayaan bisa diatasi. Tidak ada persoalan yang tidak bisa diatasi dengan Al-Qur’an.
Umar bin Khaththab yang pernah mengubur anak perempuannya hidup-hiduppun menjadi manusia yang berhati mulia dengan Qur’an.
Begitu pula dengan bangsa Indonesia, bangsa ini akan bangkit dan berjaya bila menjadikan Al-Qur’an sebagai solusi, sebagai obat penyakit yang dideritanya. Semoga Allah memberi kemudahan bangsa ini untuk bangkit dan berjaya dengan Al-Qur’an.

Yang kedua sholat malam dirikanlah
Bangun malam dan melaksanakan shalat tahajud akan membersihkan hati dan jiwa dari berbagai macam kotoran/penyakit. Kebersihan hati akan berdampak pada ketenangan jiwa dan bersihnya pikiran, sehingga dakwah akan bisa dilaksanakan secara optimal dan hasilnya bisa diharapkan. Rosul Saw dan para sahabat menjadikan qiyamulail sebagai sarana tazkiyah yang menjadi pondasi bagi kebaikan amal dan langkah dakwah mereka.  Sabda Nabi Saw:
”Seutama-utamanya puasa sesudah puasa Romadhon ialah puasa sunah pada bulan Muharram: seutama-utamanya shalat sesudah shalat fardhu ialah shalat sunah di waktu malam” (HR. Muslim).
Bahkan jika dilihat dari ayat-ayat yang turun di Makkah, ternyata qiyamulail di letakkan pada posisi utama. Al Muzamil adalah surat ketiga yang turun, setelah Al Alaq dan Al Mudatsir. Di dalamnya ada perintah yang amat tegas untuk menegakkan shalat malam sebagai persiapan ruhiyah menghadapi realitas medan dakwah. Allah Swt berfirman:
”Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua sedikit atau lebih dari seperdua itu” (Al Muzamil: 1-3).
Dengan turunnya ayat ini, shalat malam hukumnya wajib bagi kaum muslimin saat itu. Dan teryata qiyamulail menjadi bekalan yang membentuk sahabat menjadi pribadi-pribadi tangguh yang akan menghadapi segala resiko  dakwah. Allah Swt menyebutkan dalam firman-Nya:
”Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat (qaulan tsaqilan)” (Al Muzamil: 5), yang menunjukkan tugas-tugas berat  mendatang harus di hadapi dengan persiapan matang.
Dalam kehidupan keseharian, tentu kita bisa menyaksikan betapa banyaknya permasalahan yang dihadapi manusia hingga ada diantara mereka yang sampai stres, depresi dan tekanan batin lainnya. Sebenarnya, terapi penyakit tersebut sangat mudah dan bisa dikerjakan oleh siapapun. Lakukan shalat malam secara teratur, dan adakan dialog dengan Allah Ta’ala tentang masalah-masalah yang sedang dihadapi, serta mintalah jalan keluar kepada-Nya. Jadi, qiyamulai merupakan kebutuhan  yang akan menghidupkan kesadaran ruhiyah kita untuk mengontrol gerakan-gerakan tubuh, perkataan akan menjadi berbobot sehingga lebih mudah difahami dan diresapi oleh mad’u serta stabilitas moral dan emosional pun akan lebih terjaga. Bahkan Allah menjanjikan terkabulnya do’a yang di munajatkan saat-saat hening malam.
Keutamaan Qiyamulail
Allah Azza Wa Jalla berfirman,
‘Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka”(As-Sajdah: 16)
Kemudian diikuti dengan firman-nya,
”Seorang pun tidak  mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata, sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”(As-Sajdah: 17)
Allah Ta’ala berfirman dalam menggambarkan orang-orang yang berbuat kebaikan,
”Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan di waktu-waktu sahur (akhir-akhir malam) mereka memohon ampunan (kepada Allah)”(Adz-Dzariyat: 17-18)
Telah diriwayatkan dari Qatadah, Mujahid, dan lainnya bahwa maksud ayat di atas ialah ”mereka biasa tidak tidur di malam hari hingga datang waktu shubuh.”
Dan diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., ia berpendapat, ”Maksud ayat di atas ialah tidaklah malam itu melewati mereka, melainkan mereka menggunakan sebagian malam itu untuk beribadah kepada allah.”
Allah Ta’ala berfirman,
”Apakah kamu, hai orang musyrik , yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?”(Az-Zumar: 9)
Syaikhul Islam, Ibnu Tamiyah berpendapat, ”Kata al-qunut itu berarti menjalankan ketaatan secara terus-menerus. Apabila seseorang shalat, berdiri,rukuk,dan sujudnya lama, maka ia dinamakan qanitun.”
Allah Azza wa Jalla berfirman perihal ciri hamba-hamba-nya yang dicintai-nya,
Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka (Al-furqan: 64).
Dalam bab Fadhilah Qiyamulail, Bukhari meriwayatkan Hadits dengan sanad dari Abdullah bin umar . Dia (Ibnu Umar) menceritakan bahwa pada hidup Nabi saw . apabila seseorang bermimpi sesuatu, ia menceritakan mimpinya kepada beliau Saw. ”Ketika itu saya masih muda dan suka tidur di masjid pada zaman Rasullullah Saw. Saya, berkeinginan sekali mimpi sesuatu dan saya ceritakan mimpi itu kepadanya.
Pada suatu malam saya bermimpi dalam tidurku, seakan-akan ada dua malaikat memegang saya untuk diajak pergi ke api neraka. Ternyata api neraka itu berlubang seperti lubang sumur dan mempunyai dua tanduk. Di dalamnya ada beberapa orang yang saya kenal. Lalu saya membaca do’a, ”Saya berlindung kepada Allah Ta’ala dari api neraka ini!”
Ibnu Umar berkata, ”Lalu saya bertemu dengan malaikat lainnya. Dia berkata kepadaku, ”Mengapa kamu takut?” setelah bangun tidur, kuceritakan mimpi ini kepada Hafsah, lalu Hafsah menceritakannya kepada sullullah Saw.”
Setelah itu, Nabi Saw. bersabda, ”sebaik-baik orang adalah Abdullah sekiranya ia biasa shalat di malam hari.”Setelah mendengar ucapan Nabi seperti itu, ia tidak tidur di malam hari, kecuali sebentar.” (HR.Bukhari)
Maksud Hadits di atas adalah orang yang biasa mengerjakan shalat disebagian malam akan mendapatkan predikat ”sebaik-baik orang atau orang terbaik”. Disebutkan dalam Hadits yang lain bahwa shalat malam mampu mencegah siksa (azab).
Dalam Hadits Abu Hurairah r.a., Nabi Saw. bersabda “seutama-utama shalat (sunnah) sesudah shalat wajib ialah shalat malam.” (HR.Muslim,Abu Dawud, dan Tirmizi).
Dari Ali bin Abu Thalib r.a., ia menginformasikan bahwa pada suatu malam Rasullullah Saw. datang ke rumah Ali dan Fatimah binti Rasullullah Saw., lalu beliau bertanya, ”Apakah kamu telah mengerjakan shalat (malam)?”Jawab Ali, ”Wahai Rasullullah, jiwa kami berada di Tangan Allah Ta’ala, apabila Dia menghendaki membangkitkan kami, Dia pasti membangkitkan kami.”

Setelah mendengar jawaban sepeti itu, tiba-tiba beliau langsung kembali pulang tanpa menjawab sedikit pun. Kemudian Ali r.a. mendengar beliau berpaling sambil memukul pahanya dan berkata, ”Memang watak dasar manusia itu suka membantah!”

Ibnu Bathal berkata, ”Hadits di atas menunjukkan keutamaan qiyamulail dan membangunkan orang-orang tidur, baik dari keluarganya maupun sanak kerabatnya, untuk mengerjakan shalat malam.”

Thabari berkata, ”Sekiranya Nabi Saw. tidak mengetahui betapa besar keutamaan shalat di malam hari, niscaya beliau tidak akan mengganggu putri dan keponakannya di waktu yang memang Allah Ta’ala telah menjadikannya sebagai waktu beristirahat bagi makhluk-Nya. Namun, Nabi Saw. memilihkan waktu itu untuk Fatimah dan Ali, agar mereka bisa mengantongi keutamaan itu.”
Allah Ta’ala berfirman:
تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا
“Lambung-lambung mereka jauh dari pembaringan, karena mereka berdoa kepada Rabb mereka dalam keadaan takut & berharap kepada-Nya.” (QS. As-Sajadah: 16)
Allah Ta’ala berfirman:
كَانُوا قَلِيلاً مِّنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ. وَبِالأَسْحَارِهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohon ampunan di waktu sahur (menjelang fajar).” (QS. Adz-Dzariyat: 17-18)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
“Seutama-utama puasa setelah ramadhan adalah puasa di bulan Muharram, & seutama-utama shalat sesudah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163)
Dari Abu Said Al Khudri & Abu Hurairah radhiallahu anhuma mereka berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ اسْتَيْقَظَ مِنْ اللَّيْلِ وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ جَمِيعًا كُتِبَا مِنْ الذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ
“Barangsiapa yang bangun malam & membangunkan istrinya kemudian mereka berdua melaksanakan shalat dua rakaat secara bersama, maka mereka berdua akan digolongkan ke dalam lelaki-lelaki & wanita-wanita yang banyak berzikir kepada Allah.” (HR. Abu Daud no. 1309, Ibnu Majah no. 1335, & dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Al-Misykah: 1/390)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلَاثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ: عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ. فَإِنْ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ
“Setan mengikat tengkuk kepala seseorang dari kalian saat dia tidur dgn tiga tali ikatan, dimana pada tiap ikatan tersebut dia meletakkan godaan, “Kamu mempunyai malam yang sangat panjang maka tidurlah dgn nyenyak.” Jika dia bangun & mengingat Allah maka lepaslah satu tali ikatan, jika dia berwudhu maka lepaslah tali yang lainnya, & jika dia mendirikan shalat maka lepaslah seluruh tali ikatannya sehingga pada pagi harinya dia akan merasakan semangat & kesegaran yang menenteramkan jiwa. Namun bila dia tak melakukan itu, maka pagi harinya jiwanya menjadi jelek & menjadi malas beraktifitas”. (HR. Al-Bukhari no. 1142 & Muslim no. 776)
Dari Jabir bin Abdillah dia berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
“Sesungguhnya di waktu malam terdapat suatu saat, tidaklah seorang muslim mendapati saat itu, lalu dia memohon kebaikan kepada Allah ‘azza wajalla baik kebaikan dunia maupun akhirat, kecuali Allah akan memperkenankannya. Demikian itu terjadi pada setiap malam.” (HR. Muslim no. 757)
Yang ketiga berkumpulah dengan orang sholeh
Ini menjadi menarik karena ternyata  banyak sekali Hikmah dari Berkumpul dengan orang soleh. Dimana disana akan dibahas segala ilmu agama, bersama-sama berdzikir dan mengagungkan Alloh, saling bertukar pikiran dan pendapat, saling berbagi kehidupan sebagai saudara. serta berbagi informasi pekerjaan dan jalan rezeki juga jodoh.
Alangkah Indahnya sekumpulan orang yang disana bedzikir mengingat Alloh, berdoa dan mendoakan orang tua, bukankah itu amal soleh sebagai bakti kepada kedua orang tua yang telah meninggal?.
Rosululloh. SAW bersabda :
'Tidaklah duduk suatu kaum, mengingat-ingat Allah Azza wa Jalla, kecuali malaikat menaungi mereka, rahmat(kasih sayang) Allah meliputi mereka, ketenangan turun kepada mereka, dan Allah Subhanahu wa Ta'ala mnyebutkan kepada makhluk yag ada di sisinya (H.R. Muslim)
Dan lagi Majelis ta'lim sebagai majelis ilmu tentu ada jalan Surga di sana, ada ,alaikat yang meridhoi mereka.
Halaqoh  halaqoh kecilpun luar biasa sebagai keluarga kecil yang saling mengerti dan tolong menolong serta berlomba-lomba dalam kebaikan.
Berkumpul dengan orang soleh akan menjadi nasihat untuk kita, dan kita akan selalu mendapat apa yang mereka dapat, bukankah bila kita berteman dengan penjual minyak wangi kita akan merasakan harumnya?
Allah SWT menyatakan bahwa salah satu penyebab utama yang membantu menguatkan iman para sahabat Nabi, adalah keberadaan Rasulullah SAW di tengah-tengah mereka. Seperti yang difirmankan dalam QS. Ali 'Imran: 101, "Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nyapun berada ditengah-tengah kalian? Dan siapa saja yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus."
Ibnul Qayyim mengisahkan, “Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangkaprasangka buruk atau ketika kami merasakan sempit dalam menjalani hidup, kami segera mendatangi Ibnu Taimiyah untuk meminta nasehat. Maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengarkan nasehat beliau serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang.”
Demikian pentingnya bergaul dengan orang-orang sholeh, sehingga dapat kembali membangkitkan semangat keimanan kita dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Dapat membangkitan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang, dan kita pun dapat menularkan nuansa kebaikan kepada lingkungan sekitar kita. Sehingga Allah SWT menegaskannya dalam QS. Al Imran: 103, “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhmusuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”

Semoga Allah SWT senantiasa mempertemukan dan mempersatukan kita dengan orang-orang sholeh di dunia maupun di surga-Nya kelak. Aamiin Ya Robbal ‘Aalamiin

Yang keempat perbanyaklah berpuasa
Puasa adalah ibadah yang sangat  mulia, sehingga Allah SWT berkenan membalasnya secara langsung. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah S.A.W bersabda: Allah Azza Wa Jalla berfirman (Hadist Qudsy):
“Semua amal perbuatan anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa. Karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan memberikan balasannya. Puasa adalah perisai. Maka apabila seseorang diantara kalian sedang berpuasa, janganlah dia berbiacara kotor dan jangan pula bertengkar. Apabila ia dimaki oleh seseorang atau diajak bermusuhan maka hendaklah ia berkata: “Sesungguhnya aku sedang berpuasa”
Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di dalam genggaman kekuasaanNya. Sungguh bau dari mulut seseorang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kesturi. Seseorang yang berpuasa itu mempunyai dua kegembiraan, dan ia dapat merasakan kesenangannya, yaitu ketika berbuka ia bergembira, dan apabila telah bertemu dengan Tuhannya maka iapun bergembira dengan adanya balasan puasanya”. (Sahih al-Bukhari, II: 673)

Tujuan Puasa
Puasa merupakan salah satu dari lima Rukun Islam, dan seperti ibadah lainnya puasa mengandung hikmah dan tujuan. Secara tegas tujuannya dijelaskan dalam Al quran, yaitu untuk membentuk pribadi Muslim yang bertakwa kepada Allah SWT.
Seperti yang difirmankan-Nya dalam QS. Al-Baqarah: 183, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
Ahli Tafsir terkemuka, Muhammad Ali al-Sabuni1 mengatakan, ibadah puasa memiliki tujuan yang sangat besar. Pertama, puasa menjadi sarana pendidikan bagi manusia agar tetap bertakwa kepada Allah SWT. Kedua, puasa merupakan media pendidikan bagi jiwa untuk tetap bersabar dan tahan dari segala penderitaan dalam menempuh dan melaksanakan perintah Allah SWT. Ketiga, puasa menjadi sarana untuk menumbuhkan rasa kasih sayang dan persaudaraan terhadap orang lain, sehingga tumbuh rasa empati untuk menolong sesama yang membutuhkan. Keempat menanamkan rasa takwa kepada Allah SWT.

Kualitas Puasa
Berkaitan dengan hal ini, Imam Abu Hamid al-Ghazali dalam bukunya Ihya al-'Ulumuddin membagi kualitas puasa ke dalam tiga tingkatan. Pertama, puasanya orang awam (shaum al-'umum), yaitu menahan diri dari perkara-perkara yang membatalkan puasa seperti makan dan minum.
Kedua, puasanya orang khusus (shaum al-khusus), yaitu selain menahan diri dari perkara yang membatalkan puasa juga turut berpuasa seluruh panca indera dan seluruh badan dari segala bentuk dosa.
Dan ketiga, puasanya orang istimewa, super khusus (shaum khusus al-khusus), yaitu selain menahan diri dari perkara yang membatalkan puasa dan juga berpuasanya panca indera dan seluruh badan dari segala bentuk dosa juga turut berpuasa “hati nurani”. Pembagian di atas memberikan kita uang untuk menelaah ditingkat manakah kita selama ini dalam melaksanakan ibadah puasa.
Puasa Sebagai Obat Hati "Perbanyaklah berpuasa," demikian nasehat keempat dalam syair Tombo Ati (Obat Hati)2. Selain yang diwajibkan di bulan Ramadhan, puasa dapat diperbanyak dengan yang disunnahkan oleh Nabi SAW.
Memperbanyak puasa dapat mengobati hati yang gundah atau hati yang sakit karena kita terus mengupayakan hati agar senantiasa ikhlas, tawakal, takut dan berharap hanya kepada Allah, khusyu’ dan tawadhu. Dengan ikut berpuasanya hati, maka kita tidak akan terlalu “memikirkan” soal dunia yang seringkali membuat hati menjadi galau. Janji Allah SWT yang berkenan membalas puasa secara langsung akan membuat hati orang-orang yang beriman menjadi tenang karena semakin meningkatnya keimanan dan ketakwaan mereka kepada Allah SWT.
Ibadah puasa dapat menjadi perisai yang mencegah kegalauan hati akibat dorongan hawa nafsu. Seperti dalam kasus orang-orang yang belum mampu menikah, Rasulullah menganjurkan puasa untuk meredam nafsu syahwat. Beliau bersabda, “Sesungguhnya puasa itu akan menjadi pelindung baginya.” Rasulullah juga bersabda, “Puasa itu adalah perisai” maksudnya adalah perisai dari perbuatan dosa dan kemaksiatan.
Seperti disampaikan dalam hadist qudsy yang dituliskan sebelumnya, puasa akan memberikan kegembiraan hati bagi pelakunya. Ketika berbuka ia gembira. Ketika bertemu Tuhannya ia bergembira dengan balasan puasanya

Yang kelima dzikir malam perbanyaklah
Yang suka marah-marah, iri, dengki, stres dan banyak masalah lainnya yang mengganggu perasaan hati, coba dibaca nih Al-Quran. Semakin lama membaca maka akan semakin tertutupi beban perasaan di hati. Jika rutin diamalkan tiap hari, maka setiap hari pula beban perasaan tertutupi, termasuk menutupi nafsu duniawi, sehingga diri/akal anda tidak lagi ditutupi/ dikendalikan oleh nafsu, tapi akal anda-lah yang menutupi/ mengendalikan nafsu. Bila akal ditutupi oleh nafsu hingga over, maka akan menyebabkan akal benar-benar tertutup (gila). Namun bila akal menutupi nafsu, maka akan menyebabkan timbulnya Iman, Nafsul Mutmainnah (jiwa/hati yang tenang), berakhlak mulia.
أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
"Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah (zikrullah) hati menjadi tenang".Q-S Ar-Ra'd ayat 28.
Setelah baca Quran, hati anda akan merasakan  getaran iman, dimana perasaan itu membuat manusia sangat takut untuk berbuat dosa dan sangat tidak takut akan sesuatu hal buruk Yang bakal terjadi, sekalipun dalam keadaan bahaya, hati tetap selalu tenang, sehingga tidak larut memikirkan beban perasaan yang mengganggu




Tidak ada komentar:

Posting Komentar