Bekam
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
Bekam adalah metode pengobatan
dengan cara mengeluarkan darah beku yang mengandung toksin dari dalam tubuh
manusia. Berbekam dengan cara melakukan pemvakuman di kulit dan pengeluaran
darah darinya. Pengertian ini mencakup dua mekanisme pokok dari bekam, yaitu
proses pemvakuman kulit dan dilanjutkan dengan pengeluaran darah dari kulit
yang telah divakum sebelumnya.
Dalam bahasa Jawa disebut cantuk
atau kop. Di Sumbawa dan sekitarnya disebut tangkik atau batangkik. Dalam
bahasa Arab disebut hijamah الحجامة.
Dalam bahasa Inggris disebut blood cupping atau blood letting atau cupping
therapy atau blood cupping therapy atau cupping therapeutic. Dalam bahasa
Mandarin disebut pa hou kuan. Di Asia tenggara (Malaysia dan Indonesia) dikenal
dengan sebutan bekam.[1]
Hijamah/bekam/cupping/Blood
letting/kop/chantuk dan banyak istilah lainnya sudah dikenal sejak zaman dulu,
yaitu kerajaan Sumeria, kemudian terus berkembang sampai Babilonia, Mesir kuno,
Saba, dan Persia. Pada zaman Rasulullah, beliau menggunakan tanduk kerbau atau
sapi, tulang unta, gading gajah.
Pada zaman China kuno mereka
menyebut hijamah sebagai “perawatan tanduk” karena tanduk menggantikan kaca.
Pada kurun abad ke-18 (abad ke-13 Hijriyah), orang-orang di Eropa menggunakan
lintah sebagai alat untuk hijamah. Pada satu masa, 40 juta lintah diimpor ke
negara Perancis untuk tujuan itu. Lintah-lintah itu dilaparkan tanpa diberi
makan. Jadi bila disangkutkan pada tubuh manusia, dia akan terus menghisap
darah tadi dengan efektif. Setelah kenyang, ia tidak berupaya lagi untuk
bergerak dan terus jatuh lantas mengakhiri upacara hijamahnya.
Seorang herbalis Ge Hong (281-341
M) dalam bukunya A Handbook of Prescriptions for Emergencies menggunakan tanduk
hewan untuk membekam/mengeluarkan bisul yang disebut tehnik “jiaofa”, sedangkan
di masa Dinasti Tang, bekam dipakai untuk mengobati TBC paru-paru . Pada kurun
abad ke-18 (abad ke-13 Hijriyah) , orang-orang di Eropa menggunakan lintah (al
‘alaq) sebagai alat untuk bekam (dikenal dengan istilah Leech Therapy) dan
masih dipraktekkan sampai dengan sekarang.
Kini pengobatan ini dimodifikasi
dengan sempurna dan mudah pemakaiannya sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah
dengan menggunakan suatu alat yang praktis dan efektif.Disebutkan oleh Curtis
N, J (2005), dalam artikel Management of Urinary tract Infections: historical
perspective and current strategies: Part 1-before antibiotics. Journal of
Urology. 173(1):21-26, January 2005. Bahwa catatan Textbook Kedokteran tertua
Ebers Papyrus yang ditulis sekitar tahun 1550 SM di Mesir kuno menyebutkan
masalah Bekam. [2].
Hippocrates (460-377 SM), Celsus
(53 SM-7 M), Aulus Cornelius Galen (200-300 M) memopulerkan cara pembuangan
secara langsung dari pembuluh darah untuk pengobatan di zamannya. Dalam
melakukan tehnik pengobatan tersebut, jumlah darah yang keluar cukup banyak,
sehingga tidak jarang pasien pingsan. Cara ini juga sering digunakan oleh orang
Romawi, Yunani, Byzantium dan Itali oleh para rahib yang meyakini akan
keberhasilan dan khasiatnya.
Kapan Hijamah dikenal dan
berkembang di Indonesia?
Tidak ada catatan resmi mengenai
kapan metode ini masuk ke Indonesia, diduga kuat pengobatan ini masuk seiring
dengan masuknya para pedagang Gujarat dan Arab yang menyebarkan agama Islam.
Metode ini dulu banyak
dipraktekkan oleh para kyai dan santri yang mempelajarinya dari “kitab kuning”
dengan tehnik yang sangat sederhana yakni menggunakan api dari
kain/kapas/kertas yang dibakar untuk kemudian ditutup secepatnya dengan
gelas/bekas botol. Waktu itu banyak dimanfaatkan untuk mengobati keluhan
sakit/pegal-pega di badan, dan sakit kepala atau yang dikenal dengan istilah
“masuk angin”.
Tren pengobatan ini kembali
berkembang pesat di Indonesia sejak tahun 90-an terutama dibawa oleh para
mahasiswa/pekerja Indonesia yang pernah belajar di Malaysia, India dan Timur
Tengah. Kini pengobatan ini dimodifikasi dengan sempurna dan mudah pemakaiannya
sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah dengan menggunakan suatu alat yang higienis,
praktis dan efektif.
Adakah Organisasi yang menaungi
pembekam di Indonesia?
Organisasi Bekam yang telah
menjalin kemitraan dengan Departemen Kesehatan Indonesia dalam hal ini berada
di bawah Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional yang menginduk di Dirjen
Bina Kesehatan Ibu dan Anak adalah Asosiasi Bekam Indonesia dan Ikatan Terapis
Bekam Indonesia (ITBI)[3]
Berikut ini kutipan dari Buku
Pedoman Sertifikasi Asosiasi Bekam Indonesia
Berdirinya Asosiasi Bekam
Indonesia (ABI) adalah suatu keharusan yang wajib didukung oleh setiap warga
Indonesia apapun status sosialnya yang telah didirikan pada 10 Nopember 2007
dengan proses perjuangan yang cukup melelahkan dan kesabaran yang tinggi, dan
pada tanggal 20 Juni 2008 ABI telah dikukuhkan dengan Akte Notaris Ummu Imamah,
SH. No.2.
ABI merupakan wadah para praktisi
dan pengobatan bekam dari berbagai pelosok bumi Nusantara yang mandiri dan
telah berperan aktif untuk menyehatkan bangsa, ini sejalan dengan Visi
Departemen Kesehatan “Masyarakat mandiri untuk hidup sehat“ dengan Misi
“Membuat Rakyat Sehat“ maka tentunya apabila Asosiasi Bekam Indonesia dijadikan
pilihan handal dalam mensukseskan program pemerintah, adalah suatu hal yang
tidak mustahil “Indonesia sehat 2020” insya Allah akan dapat dicapai sebelum tahun
2020.
Akselerasi penyehatan bangsa
bersama sunnah diwujudkan dengan meningkatkan qualitas sumber daya manusia
(SDM) dengan memberikan pelatihan kepada setiap anggotanya dengan berbagai
disiplin ilmu kesehatan secara holistic yang telah dicanangkan oleh WHO “Health
is a complete state of Physical, Mental, Social well being and not merely the
absence of disease or infirmity”. Atau menurut Undang-Undang RI No. 9 tahun
1960 : “Sehat atau kesehatan adalah keadaan meliputi kesehatan Badan (Jasmani),
Rohani (mental), sosial (moral) dan bukan hanya keadaan bebas dari penyakit
cacat atau lemah”.
Jenis bekam[sunting | sunting
sumber]
Bekam kering atau bekam angin
(Hijamah Jaaffah), yaitu menghisap permukaan kulit dan memijat tempat
sekitarnya tanpa mengeluarkan darah kotor. Bekam kering ini berkhasiat untuk
melegakan sakit secara darurat atau digunakan untuk meringankan kenyerian
urat-urat punggung karena sakit rheumatik, juga penyakit-penyakit penyebab
kenyerian punggung. Bekam kering baik bagi orang yang tidak tahan suntikan
jarum dan takut melihat darah. Kulit yang dibekam akan tampak merah
kehitam-hitaman selama 3 hari. Prinsip dasar penggunaan bekam kering menurut
TCM teknik sedasi/pelemahan dan pengeluaran pathogen yang berlebih/ekses. Unsur
yang dikeluarkan dalam bekam kering adalah: Qi/energy , angin, panas dan Api.
Teknik ini sangat bagus untuk menangani sindrom Re/Panas tipe Defisien.[4]
Bekam basah (Hijamah Rathbah),
yaitu pertama kita melakukan bekam kering, kemudian kita melukai permukaan
kulit dengan jarum tajam (lancet), lalu di sekitarnya dihisap dengan alat
cupping set dan hand pump untuk mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh.
Lamanya setiap hisapan 3 sampai 5 menit, dan maksimal 9 menit, lalu dibuang
darah kotornya. Penghisapan tidak lebih dari 7 kali hisapan. Darah kotor berupa
darah merah pekat dan berbuih. Dan selama 3 jam setelah di-bekam, kulit yang
lebam itu tidak boleh disiram air. Jarak waktu pengulangan bekam pada tempat
yang sama adalah 3 minggu sahaja. Menurut Tradisional Chinese Medicine (TCM)
Bekam basah adalah teknik sedasi/pelemahan dan pengeluaran pathogen yang
berlebih/ekses. Unsur yang dikeluarkan dalam bekam basah adalah: Qi/energy,
Xue/darah , Angin, panas dan Api. Teknik ini sangat bagus untuk menangani
sindrom Re / Panas Ekses.
Bekam Api (Fire Cupping), yaitu
teknik membekam menggunakan api sebagai media pemvakum/membekam. Bekam api
menggunakan gelas khusus bekam api yang terbuat dari kaca tebal. Bekam Api
berkembang luas di CIna sebagai teknik pengobatan yang banyak sekali digunakan
selain akupuntur. Konsep TCM menyatakan bahwa bekam api digunakan untuk
mengeluarkan patogen angin dan dingin. Bagi tipikal pasien yang mengalami
sindrom panas dan kering (Sindrom Re)tidak dianjurkan menggunakan bekam api.[5]
Catatan kecil : Dengan perkembangan
bekam yang begitu fenomenal di Indonesia dan di Dunia,dari pembelajaran Ustadz
H. Galih Gumelar, ST, M.Si salah satu penggelut bekam terkemuka di Indonesia
menyatakan bahwa Jenis bekam kini menjadi lima,diantaranya :
Bekam Kering
Bekam Basah
Bekam Seluncur
Bekam Agresif
Bekam Illahi
Bahkan dari situs pendidikan yang
menjadikan Ustadz H. Galih Gumelar adalah sumber pembalajaran menyatakan bahwa
menurut Ustadz. H. Galih Gumelar, " bekam kini memiliki banyak
teknik/metoda dalam membekam, ada lebih dari sepuluh teknik/metoda membekam.
Sehingga bila disimpulkan kini pengobatan bekam menjadi kaya akan teknik dan
metodanya dalam menerapi pasien atau penderita penyakit.
Bekam Steril[sunting | sunting
sumber]
Bekam steril adalah pengobatan
bekam yang memenuhi semua standar operasional prosedur steril yang berkaitan
dengan alat dan instrumen bekam, perlengkapan bekam, sarana prasarana,
antisepsi, disinfeksi, sterilisasi, alat pelindung diri, pencegahan dan
Pengendalian infeksi (PPI), tindakan dan perilaku saat membekam, hingga ke
sistem pemusnahan limbah bekam.[6]
Penerapan standar steril dalam
pengobatan bekam dari awal hingga akhir proses merupakan perkara yang sangat
urgen dan tidak bisa dikurangi, karena dalam pengobatan bekam ada tindakan
pelukaan jaringan kulit dan insisi serta pengeluaran darah, yang jika tidak
berhati-hati dalam hal ini akan mendatangkan efek negatif yang banyak.
Yang paling dirugikan dari
tindakan bekam yang tidak steril ini adalah pasien bekam. Bahkan pasien bekam
dapat tertular penyakit dari pasien lain, dari yang ringan hingga kemungkinan
tertular virus yang mematikan seperti hepatitis dan HIV. Seperti yang lazim
terjadi di sistem pengobatan apa pun, dalam praktik pengobatan bekam juga dapat
terjadi kemungkinan malpraktik. Yang paling menonjol ialah dalam hal penerapan
standar steril.
Waktu berbekam[sunting | sunting
sumber]
Sebaiknya berbekam dilakukan pada
pertengahan bulan, karena darah kotor berhimpun dan lebih terangsang (darah
sedang pada puncak gejolak). Anas bin Malik radhiallaahu 'anhu menceritakan
bahwa : "Rasulullah SAW biasa melakukan hijamah pada pelipis dan
pundaknya. Ia melakukannya pada hari ketujuhbelas, kesembilanbelas atau
keduapuluhsatu." (Diriwayatkan oleh Ahmad).
Pemilihan waktu bekam adalah
sebagai tindakan preventif untuk menjaga kesehatan dan penjagaan diri terhadap
penyakit. Adapun untuk pengobatan penyakit, maka harus dilakukan kapan pun pada
saat dibutuhkan. Dalam hal ini Imam Ahmad melakukan bekam pada hari apa saja
ketika diperlukan.
Imam asy-Syuyuthi menukil
pendapat Ibnu Umar, bahwa berbekam dalam keadaan perut kosong itu adalah paling
baik karena dalam hal itu terdapat kesembuhan. Maka disarankan bagi yang hendak
berbekam untuk tidak makan-makanan berat 2-3 jam sebelumnya.
Dari Abu Hurairah radhiallaahu
'anhu, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa berbekam pada hari ke-17, 19 dan
21 (tahun Hijriyah), maka ia akan sembuh dari segala macam penyakit.” (Shahih
Sunan Abu Dawud, II/732, karya Imam al-Albani)
Dari Abdullah bin Mas’ud
radhiallaahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: “
Sesungguhnya sebaik-baik bekam
yang kalian lakukan adalah hari ke-17, ke-19, dan pada hari ke-21.” (Shahih
Sunan at-Tirmidzi, Syaikh al-Albani (II/204))
Dari Anas bin Malik radhiallaahu
'anhu, dia bercerita: ” Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam biasa berbekam
di bagian urat merih (jugular vein) dan punggung. Ia biasa berbekam pada hari
ke-17, ke-19, dan ke-21.” (HR, Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, sanad
shahih)
Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata:
“Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: ‘Berbekamlah pada hari
ke-17 dan ke-21, sehingga darah tidak akan mengalami hipertensi yang dapat
membunuh kalian’.” (Kitab Kasyful Astaar ‘an Zawaa-idil Bazar, karya
al-Haitsami (III/388))
Ibnu Sina di dalam kitabnya
Al-Qaanun mengatakan : “Diperintahkan untuk tidak berbekam di awal bulan karena
cairan-cairan tubuh kurang aktif bergerak dan tidak normal, dan tidak diakhir
bulan karena bisa jadi cairan-cairan tubuh mengalami pengurangan. Oleh karena
itu diperintahkan melakukan bekam pada pertengahan bulan ketika cairan-cairan
tubuh bergolak keras dan mencapai puncak penambahannya karena bertambahnya
cahaya di bulan”.
Cara bekam[sunting | sunting
sumber]
Cara melakukan Bekam :
Mempersiapkan semua peralatan
yang sudah disterilkan dengan alat sterilisator standar.
Mulai dengan do’a dan
mensterilkan bagian tubuh yang akan dibekam dengan desinfektan (misalnya.
Iodin)
Dilanjutkan dengan penghisapan
kulit menggunakan “kop/gelas” bekam, kekuatan penghisapan pada setiap pasien
berbeda-beda. Lama penghisapan selama 5 menit, tindakan ini sekaligus berfungsi
sebagai Anestesi (pembiusan) lokal. Diutamakan mendahulukan bagian tubuh
sebelah kanan dan jangan melakukan penghisapan lebih dari 4 titik bekam
sekaligus.
Dengan menggunakan pisau bedah
standar kemudian dilakukan syartoh /penyayatan (jumlah sayatan 5-15 untuk satu
titik tergantung diameter kop yang dipakai, panjang sayatan 0,3-0,5 cm, tipis
dan tidak boleh terlalu dalam, dilakukan sejajar dengan garis tubuh). Salahsatu
tanda bahwa sayatannya baik adalah sesaat setelah disayat, kulit tidak
mengeluarkan darah akan tetapi setelah disedot dengan alat maka darahnya baru
keluar.
Lakukan penghisapan kembali dan
biarkan “darah kotor” mengalir di dalam kop selama 5 menit.
Bersihkan dan buang darah yang
tertampung dalam kop dan jika perlu bisa lakukan penghisapan ulang seperti
tadi. Tidak boleh dilakukan pengulangan sayatan.
Bersihkan bekas luka dan oleskan
minyak habbatus sauda yang steril. Umumnya bekas bekam akan hilang setelah 2-5
hari.
Ucapkan Alhamdulillah dan rasakan
keajaiban “mukjizat” medis bekam.
Setiap pasien dianjurkan untuk
memiliki alat bekam sendiri. Kop/alat bekam tidak boleh digunakan untuk pasien
lain pada penderita hepatitis, ODHA, dan penyakit menular lainnya.
Ada sekitar 12 titik utama yang
disebutkan dalam hadits, selebihnya merupakan pengembangan dari itu. Beberapa
ahli bekam juga menggunakan titik akupuntur untuk dilakukan pembekaman
sedangkan yang lainnya menggunakan pendekatan anatomi organ tubuh dan
patofisiologis suatu penyakit.
Bagian tubuh yang dibekam di
antaranya adalah Titik di kepala (Ummu Mughits, Qomahduwah, Yafukh, Hammah,
dzuqn, udzun), Leher dan punggung (Kaahil, al-akhda’ain, alkatifain,
naqroh,munkib), kaki (Wirk, Fakhd, Zhohrul qodam, iltiwa’) dan lain sebagainya.
[7]
Penyakit apa saja yang dapat
diobati dengan bekam?
Thomas W. Anderson telah menulis
sebuah buku berjudul 100 Diseases Treated by Cupping Methode. Beberapa di
antara penyakit yang berespon cukup baik dengan Terapi bekam adalah Hipertensi,
hiperuricemia (Gout/Pirai), hiperkolesterolemia, stroke , parkinson, epilepsy,
migrain, vertigo, gagal ginjal, varises, wasir (hemoroid), dan semua keluhan
sakit (rematik, ischialgia/sciatica, nyeri pinggang bawah), penyakit darah
(leukemia, thalasemia), tinnitus, asma, alergi, penyakit sistem imun (SLE,
HIV), infeksi (Hepatitis, elefantiasis), Glaukoma, Insomnia,
enuresis/mengompol, mania, skizofren dan trans (gangguan sihir/jin), dll.
Begitu juga bekam untuk kesuburan (fertilitas) dan kecantikan (menghilangkan
jerawat, komedo, vitiligo, menurunkan berat badan, dll)
Apakah terdapat kontraindikasi
efek samping yang terjadi akibat bekam? Orang dalam kondisi seperti apa yang
tidak boleh dibekam?
Pada beberapa kasus dimana syarat
pembekaman kurang terpenuhi, kadang-kadang muncul efek samping berupa
mual/muntah (jika terlalu dekat jaraknya dengan makan/<2jam setelah makan),
lemas (jika pembekaman terlalu banyak titik), keluarnya bula/gelembung (jika
pembekaman terlalu lama dan kekuatan pompa terlalu kuat). Adapun jika dilakukan
sesuai “aturan main” maka efek samping tersebut jarang sekali terjadi.
Orang yang ditunda pembekamannya
adalah : Wanita hamil (pada daerah perut dan punggung bawah), wanita menstruasi
dan nifas, orang yang sedang mengkonsumsi obat pengencer darah, sedang cuci
darah, baru melakukan donor darah, penderita dengan kondisi yang sangat lemah
dan tekanan darah sangat rendah, serta orang yang sedang
kelaparan/kenyang/gugup (fobia).
Siapa saja yang boleh dibekam?
Dan kisaran usia berapa?
Semua orang bisa dibekam pada
kisaran umur 4 tahun keatas, yang penting pasiennya bisa kooperatif. Pada orang
tua yang sudah renta, ibu hamil dan anak-anak pembekaman dilakukan dengan
hati-hati, dengan sayatan yang tipis, tekanan kop yang ringan dan titik bekam
yang terbatas.[8]
Tips Memilih Praktik Bekam Yang
Baik[sunting | sunting sumber]
Bagaimana tips yang baik dalam
memilih terapi bekam?
Pilihlah griya bekam yang sudah
memiliki STPT dari Dinas Kesehatan setempat. STPT ini menjadi acuan bahwa griya
bekam itu sudah memenuhi standar baku yang ditetapkan pemerintah RI.
Yakinkan bahwa pembekam memiliki
pengetahuan tentang anatomi, fisiologi dan patologi serta pengetahuan medis.
Lebih baik pilihlah griya bekam
yang memiliki standar minimal tempat layanan bekam, yang terdiri dari ruang
penerimaan, ruang konsultasi, ruang tindakan bekam. Lebih dari itu akan menjadi
lebih baik, seperti ketersediaan toilet dan wastafel.
Utamakan pilihan pada griya bekam
yang sudah memiliki sistem rekam medik untuk pasien secara tertulis, lebih baik
lagi jika sudah memiliki sistem yang terintegrasi dengan komputer.
Utamakan praktik bekam yang
memiliki pengetahuan diagnosa penyakit dan hindarkan praktik bekam yang tidak
melakukan diagnosa penyakit.
Pilihlah pembekam yang sudah
memiliki keahlian dan pernah mengikuti pelatihan bekam di Lembaga kursus dan
pelatihan (LKP) yang legal dan berizin dari Diknas, atau sudah menjadi anggota
resmi asosiasi yang menjadi mitra pemerintah, yang dalam hal ini hanya Asosiasi
Bekam Indonesia (ABI). Semua kriteria dii atas (nomer 2 sampai nomer 6) menjadi
persyaratan pengurusan STPT di Dinkes RI di samping syarat-syarat yang lain.
Pilihlah griya bekam yang memiliki
sterilizer dan hindarilah griya bekam yang tidak memiliki sterilizer.
Berhati-hatilah dan waspadalah
jika Anda dibekam bersamaan dengan pasien lain. Jikalau perlu tolaklah secara
tegas.
Lebih baik hindarilah praktik
bekam yang menggunakan tissu jenis apa pun untuk membersihkan kulit dan
mengelap darah karena efek carsinogenic untuk jangka panjang, tapi pilihlah
griya bekam yang menggunakan kssa steril untuk fungsi di atas.
Waspadalah jika pembekam menyuruh
Anda untuk membawa dan memusnahkan sendiri limbah bekam.
Pilihlah praktik bekam yang
pembekamnya mengenakan alat-alat pelindung diri seperti handscoen dan facemask.
Pilihlah praktik bekam yang
memiliki peralatan yang lengkap dan yang terbuat dari bahan steinless steel,
seperti korentang untuk mengambil alat-alat yang steril, nierbeken untuk wadah
kop yang sudah terpakai dan terkena darah, rak instrumen untuk meletakkan semua
alat bekam.
Pilihlah pembekam yang sejenis,
laki-laki dengan laki-laki, wanita dengan wanita.
Berhati-hatilah terhadap pembekam
yang memiliki kecenderungan kepada praktik perdukunan atau sejenisnya.
Walau terlihat sepele dan remeh,
pilihlah griya bekam yang plastik penampung limbahnya berwarna kuning. Karena
logika warna ini dapat berimplikasi kepada hal-hal lain.
Waspadalah terhadap praktik bekam
yang mendatangi langsung ke tempat pasien (inhouse), kecuali jika satu pasien
dilayani dengan satu set alat bekam, tanpa yang lain.
Berhati-hatilah terhadap praktik
bekam yang titiknya terlalu banyak secara sekaligus, karena cara ini berpotensi
mengakibatkan demam, pingsan, badan lemas dan munculnya blister di kulit.
Pilihlah Terapis bekam yang
bersertifikat dan diutamakan memiliki pendidikan/pengetahuan medis yang
cukup.[9]
Pastikan Terapis tersebut
memiliki peralatan standar sterilisasi (sterilisator) yang memadai.
Menggunakan peralatan medis
standar (hanscon, masker, pisau bedah, kassa steril, dll) Hindari penggunaan
silet, cutter, kaca, tissue gulung, kapas, atau kop berupa tanduk, bambu dan
gelas biasa. Dalam prakteknya Rosulullah menggunakan metode syartoh (sayatan)
ketika berbekam.
Etika Seorang Pembekam[sunting |
sunting sumber]
- Memiliki kemampuan Diagnosa yang baik [10]
- Memiliki Kemampuan Ilmu Pendukung Bekam
- Mengobati pasien dengan ihsan, dan tidak bertentangan dengan norma beragama
- Pengobatan tidak sekali-kali mencacatkan tubuh
- Tidak menggunakan obat-obat yang haram
- Pengobatan tidak berbau takhayul, khurafat dan bidah (Mistik)
Minimnya informasi dan kurangnya
wawasan dalam Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (IPTEK), maka tak sedikit orang
menganggap penyakit merupakan ulah makhluk halus atau ruh jahat yang sengaja
mengganggu kehidupan manusia. Maka banyaklah orang yang merasa perlu melakukan
upacara, sajian - sajian, bacaan – bacaan/ isim atau azimat tertentu untuk
mengusir atau menghindari pengaruh makhluk jahat tersebut. Cara-cara ini
biasanya dilakukan oleh orang-orang yang dianggap dapat berhubungan dengan
makhluk halus, yang banyak kita sebut dengan “Mbah dukun, orang pintar” dan
lain sebagainya. Bagi ummat Islam hal ini tidak dibenarkan dan dilarang sebagai
mana sabda Nabi Muhammad SAW:
“Siapapun yang datang kepada
seorang dukun menayakan sesuatu perkara lalu membenarkan ucapannya itu,
kufurlah ia terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad, dan barang siapa
datang sambil tidak membenarkannya, tiada diterima sholatnya selama empat puluh
hari” ( HR. Ath-Thabrani).
Tidak dibenarkan seseorang yang
tidak mengkaji ilmu kesehatan/kedokteran ikut mengobati pasien. Rasulullah SAW
bersabda “Jika suatu perkara diserahkan bukan pada ahlinya, tunggulah
kehancuran.” (HR. Bukhari). “Seseorang yang bertindak sebagai tabib dan merawat
orang sakit, sedangkan ia tidak mengetahui sebelumnya cara perawatan medis,
sehingga menyebabkan si pasien lebih parah, maka ia harus bertanggung jawab.
“(H.R. Abu Dawud)
Menjauhkan seorang tabib dari iri
hati, riya’, takabur, merendahkan orang lain, tinggi hati, memeras pasien, dan
sifat-sifat tidak terpuji. Rasulullah bersabda : “Celakalah sudah penyembah
dinar, dirham dan qathifah, jika diberi ia ridha dan jika tidak diberi ia tidak
ridha (HR.Bukhari). “Sesungguhnya Nabi SAW telah berbekam dan membayar kepada
pembekam itu, lalu beliau memasukkan obat ke dalam hidung.”( HR.Bukahri).
Seorang Pengobat harus berpakaian
rapih, bersih dan sebaiknya berpakaian putih. Allah berfirman “Dan pakaianmu
hendaklah kamu bersihkan dan maksiat hendaklah kamu jauhi,” (QS.Al-Muddatstsir
74: 4-5). “Rapikanlah pakaianmu dan hiasilah kendaraanmu sehingga kamu
terpandang didalam pergaulan.” (HR. Al-Hakim). “Pakailah pakaian putih, karena
sesungguhnya warna putih itu lebih bersih dan indah,…” (H.R. Ahmad ).
Hendaknya lembaga pengobatan
mampu memberikan daya tarik pengunjung dan pasiennya dengan menjaga keindahan
dan kerapian tempatnya.
Menjauhkan dari lambang-lambang
dan istilah – istilah jahiliyah serta membodohkan ummat.
Memperhatikan kaidah-kaidah FIQIH
Riset dan Penelitian Tentang
Bekam[sunting | sunting sumber]
(hanya ditampilkan dalam bentuk
ringkasan / rangkuman saja untuk menghormati Peneliti )
Dr. Saad A. AL-Saedi , Medicine
College, Departement Pediatric, Molecular Aspects of Cupping Therapy:
Relationship to Immune Functions in Patients with Chronic HCV Infection (Phase
two)
Dr. Saad A. Al-Saedi, Hubungan
antara fungsi Imun pada pasien dengan infeksi Hepatitis C Kronik
Ringkasan Penelitiannya :
¡In the periodic report submitted
for this study, results comparing HCV patients undergoing repeated cupping with
control persons were presented to demonstrate the effect of cupping on CBC,
liver functions and immune response. However, in this part of the study the
objectives have been achieved by studying the effect of repeated cupping on the
same measures as well as measuring the effect of cupping on MDA, IL-1ß, and
cAMP. The results of this study showed significant improvement in liver enzymes
(namely ALT) following repeated cupping, and also in reducing the free radical
MDA as well as cAMP, both of which are incriminated in pathological liver
changes accompanying HCV infection. On the other hand, results showed the
effect of repeated cupping on increasing IL-1ß which triggers the cascade of
immunostimulation secondary to inflammations, by activating T-lymphocytes and
B-cells together with activating adhesion molecules and other cytokines.
Results showed also continued increase in platelet count upon repeated cupping.
Although no significant change in WBC count was observed, lymphocytic count was
increased even above control levels, which might reflect improved immune system
secondary to the observed reduction in viral load. Cupping also increased
hemoglobin levels around the control values. And, lastly, repeated cupping was
associated with significant reduction in viral load of HCV RNA using PCR
technique. Taken together, the present results showed a significant increase in
the immune response after repeated cupping and subsequently a significant
reduction in virus replication in the blood samples taken from these patients.
Terjemah dari kalimat cetak miring : Diambil secara bersamaan (dari penelitian
tersebut ), kondisi yang ada menunjukkan peningkatan secara signifikan dalam
respon kekebalan tubuh setelah pembekaman berulang dan kemudian pengurangan
secara signifikan dalam replikasi virus dalam contoh darah yang diambil dari
pasien-pasien[11]
Evaluation of wet-cupping therapy
for persistent non-specific low back pain: a randomised, waiting-list
controlled, open-label, parallel-group pilot trial
Peneliti : Jong-In Kim1,2†,
Tae-Hun Kim1,2†, Myeong Soo Lee1, Jung Won Kang1,2, Kun Hyung Kim1,2, Jun-Yong
Choi1,3, Kyung-Won Kang1, Ae-Ran Kim1, Mi-Suk Shin1, So-Young Jung1 and Sun-mi
Choi1* The result of this study implies that wet-cupping may have a potential
effect to reduce current pain associated with PNSLBP. However, it is difficult
to firmly concludethat wet-cupping is a meaningful intervention for functional
recovery from PNSLBP. A large scale sham cupping-controlled trial would be
necessary for evaluating the efficacy of wet-cupping therapy for PNSLBP in the
future. Terjemahan bebas dari tulisan cetak miring : Hasil dari studi ini
menmplikasikan bahwa Bekam Basah mungkin memiliki efek potensial dalam
mengurangi sakit berkaitan dengan Sakit Punggung bagian bawah persisten.
Bagaimanapun juga masih sulit untuk menyimpulkan secara kuat bahwa bekam basah
adalah sebuah intervensi yang berarti dalam pemulihan fungsional dari sakit
punggung bagian bawah. PNSLBP = persistent non-specific low back pain
Bekam di Dunia Barat[sunting |
sunting sumber]
Seiring dengan bertambahnya
pasien yang dengan izin Allah Ta’ala sembuh dan terbebas dari penyakitnya
melalui bekam maka semakin banyak pula bermunculan Terapis Hijamah dari “Barat”
yang menggunakan metode Cupping Therapy maupun metode Lintah (Leech Therapy)
untuk mengobati berbagai macam penyakit, mereka juga menuliskannya dalam
berbagai artikel, buku dan publikasi lainnya:
Alexis Black : Ancient Chinese
technique of cupping offers pain relief without drugs or surgery
(http://www.naturalnews.com/020253.html)
Anita J. Shannon, LMBT : Massage
Cupping Therapy for Health Care Professionals
(http://www.massagetoday.com/archives/20…)
Celebs Paltrow and Spears “Stuck”
on Ancient Chinese Art of Cupping
(http://www.free-press-release.com/news/200704/1177612286.html)
Dr. Nishi Joshi menggunakan
akupuntur dan bekam untuk menangani kanker payudara dari artis Kylie Minogue
serta menterapi Cate Blanchett dan Kate Moss.
Dr. S. Tamer : Cupping Therapy
Beneficial in Treating Numerous Diseases
(http://www.naturalnews.com/022727.html)
Dr. Petra Zizenbacher dari
Vienna, Austria, ahli pengobatan herbal yang menerapkan metode Cupping dan
Lintah (Leech Therapy) dan salahsatu pasien langganannya yang terkenal adalah
artis Demi Moore dan Gwyneth Paltrow sebagaimana Britney Spears yang juga
pernah di bekam.
Hennawy M (2004). Cupping therapy
and Infertility. Available at
http://www.obgyn.net/english/pubs/features/presentations/hennawy15/280,1
Cupping Therapy and Infertility. Accessed December 2004.
Ilkay Zihni Chirali : Cupping
Therapy (http://www.cuppingtherapy.co.uk/19103.html)
Kohler D (1990) : The Connective
Tissue as The Physical Medium for Conduction of Healing Energy in Cupping
Therapeutic Method
L.M. Thama, H.P. Leea,b,_, C. Lua
: Cupping: From a biomechanical perspective (Journal of Biomechanics) June 2005
(http://www.elsevier.com/locate/jbiomech)
Longsdale, I. (2005) Manager of
The Spa at County Hotel, London. Discussion re. ‘the use of cupping therapy in
Eastern Europe’
Michael Reed Gach,Ph.D seorang
pendiri dan Direktur Institute Acupressure dari Berkeley, California dengan
bukunya Acupressure’s Potent Points, a Guide to Self Care for Common Ailments
(http://Acupressure.com)
Michalsen A, Klotz S, Ludtke R,
Moebus S, Spahn G, Dobos GJ (2003) . Effectiveness of leech therapy in
osteoarthritis of the knee: a randomized, controlled trial. Ann Intern Med.
2003 Nov 4;139(9):724-30
Subhuti Dharmananda, Ph.D.
Director, Institute for Traditional Medicine, Portland, Oregon : Cupping.
(http://www.itmonline.org/arts/cupping.htm)
Thomas W. Anderson (1985) : 100
Diseases Treated by Cupping Method
What Caused Gwyneth’s Spots
(http://news.bbc.co.uk/1/hi/health/38794…)
International Al-Hijamah
Therapist Assosiation (IAHTA) (http://www.iahta.org/)
Toksin dalam tubuh manusia disebabkan oleh :
1. | Pencemaran udara |
2. | Makan makanan instan yang mengandungi zat kimia yang tidak baik untuk tubuh seperti pengawet, pewarna, perisa, dan sebagainya. |
3. | Hasil pertanian yang melalui proses insektisida, fungisida, herbisida, dan sebagainya. |
4. | Tabiat buruk seperti merokok, makan tidak teratur/bersih, makanan terlalu panas atau dingin, terlalu masam, dan lain-lain |
5. | Obat-obatan kimia, kerana memiliki efek samping yang dapat merusak system organ, dan mikroorganisme dalam tubuh. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar