Minggu, 17 November 2013

Mari Kenali Lebih Dekat Cara Merawat Jantung Kita




Penyebab Penyakit Jantung sampai dengan saat ini belum bisa diketahui, namun faktor yang sangat berpengaruh dan bisa dikontrol untuk menekan risiko penyakit mematikan ini adalah: 1. Tekanan Darah 2.Kadar Gula Darah 3.Kadar Kolesterol 4.BMI 5.Lingkar Pinggang...
Perhatikan factor yang mempengaruhi penyakit jantung agar Anda bisa mencegahnya sejak dini.

1. Tekanan darah tinggi
Musuh utama serangan jantung adalah tekanan darah tinggi. Setiap dua kasus kematian akibat serangan jantung karena tekanan darah tinggi. Bagi Anda yang menderita hipertensi sebaiknya mengontrol kesehatan jantung setidaknya tiga kali dalam setahun.

2. Kadar Gula Darah
Diabetes adalah suatu kondisi terganggunya proses metabolisme dikarenakan ketidakmampuan tubuh memproduksi insulin sehingga mempengaruhi tingkat glukosa dalam darah. Diabetes yang tidak ditangani dengan tepat akan berakibat buruk apalagi bila telah menimbulkan komplikasi pada fungsi tubuh lainnya.
Beberapa kasus komplikasi yang kerap ditemukan, diantaranya adalah Penyakit Jantung. Penyakit jantung adalah salah satu komplikasi diabetes yang paling umum. Perhatikan kadar kolesterol anda dan beberapa faktor pribadi yang meningkatkan resiko komplikasi diabetes dengan gangguan gagal jantung.

3. Kadar kolesterol tinggi
Kolesterol menjadi penyebab kedua untuk serangan jantung. Dalam kebanyakan kasus, kolesterol tinggi berkaitan erat dengan kemungkinan besar terjadinya serangan jantung. Kolesterol tinggi memicu pembentukan plak di pembuluh darah yang mengganggu pasokan darah normal untuk tubuh dan menyebabkan gagal jantung.

4. BMI
Body Mass Index (BMI) merupakan suatu pengukuran yang menunjukkan hubungan antara berat badan dan tinggi badan. BMI merupakan suatu rumus matematika dimana berat badan seseorang (dalam kg) dibagi dengan tinggi badan (dalam m²).
BMI lebih berhubungan dengan lemak tubuh dibandingkan dengan indikator lainnya untuk tinggi badan dan berat badan.

Seseorang dengan BMI 25-29,9 dikatakan mengalami kelebihan berat badan (overweight), sedangkan seseorang dengan BMI 30 atau lebih dikatakan mengalami obesitas. BMI bisa memperkirakan lemak tubuh, tetapi tidak dapat diartikan sebagai persentase yang pasti dari lemak tubuh. Hubungan antara lemak dan BMI dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin. Wanita lebih mungkin memiliki persentase lemak tubuh yang lebih tinggi dibandingkan pria dengan nilai BMI yang sama. Pada BMI yang sama, orang yang lebih tua memiliki lebih banyak lemak tubuh dibandingkan orang yang lebih muda.

BMI yang sehat untuk dewasa adalah 18,5-24,9. BMI yang tinggi merupakan suatu ramalan kematian karena penyakit jantung dan pembuluh darah. Diabetes, kanker, tekanan darah tinggi dan osteoartritis juga merupakan akibat dari overweight dan obesitas yang sering ditemukan pada dewasa. Obesitas sendiri merupakan faktor resiko yang kuat dari kematian dini.

5. Lingkar Pinggang
Ahli kesehatan telah sepakat bahwa obesitas (kegemukan) dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Tetapi ukuran pinggang ternyata lebih akurat untuk memprediksi kematian jantung ketimbang berat badan. Beberapa studi telah menemukan bahwa indeks massa tubuh (BMI) berhubungan dengan risiko kematian akibat penyakit jantung dan penyakit kronis lainnya. Namun menurut analisis baru dalam Journal of American College of Cardiology, ukuran pinggang menyediakan cara yang jauh lebih akurat untuk memprediksi kemungkinan pasien jantung meninggal pada usia dini karena serangan jantung atau penyebab lainnya.

Peneliti menemukan bahwa jantung pasien dengan rasio lingkar pinggang-panggul besar atau ukuran pinggang besar, lebih besar dari 35 inci (89 cm) untuk wanita atau 40 inci (101,6 cm) untuk laki-laki, 70 persen lebih mungkin meninggal dibandingkan pasien dengan pinggang yang lebih kecil. Dan tentunya kombinasi pinggang besar dan BMI tinggi menaikkan risiko kematian bahkan menjadi lebih besar lagi. "Yang paling penting adalah distribusi lemak, lebih dari apa pun," kata peneliti utama, Fransisco Lopez-Jimenez, MD, seorang ahli jantung di Mayo Clinic, di Rochester, Minnesota, seperti dilansir CNN, Selasa (3/5/2011).

Menurut Jean-Pierre Despres, Ph.D., direktur penelitian di Quebec Heart and Lung Institute di Laval University, di Quebec City, studi baru ini memberikan bukti lebih banyak tentang kekurangan BMI dalam menilai risiko jantung. "Jika Anda mengukur BMI, Anda tidak menilai bentuk tubuh dan Anda tidak menilai distribusi lemak tubuh. Saya tidak mengatakan bahwa BMI tidak berguna, hanya saja kita perlu mengetahui bahwa BMI adalah total kolesterol dari lemak. Kita tahu bahwa ada kolesterol baik dan buruk, juga ada lemak baik dan buruk," kata Despres.

BMI juga tidak membedakan antara lemak dan otot, tambah Despres. Ia menjelaskan, jantung pasien yang menjalani gaya hidup mungkin akan mengalami penurunan BMI karena mereka kehilangan massa otot, sementara pasien penyakit jantung yang menjadi lebih aktif sebenarnya bisa menambah berat badan dan meningkatkan BMI karena mereka menambahkan massa otot.

Mengapa ukuran pinggang atau lemak perut lebih berbahaya?
Lemak di perut cenderung menjadi tanda lemak visceral atau lemak yang mengumpulkan sekitar organ di perut. Lemak ini dapat mempromosikan resistensi insulin dan kolesterol tidak sehat, dan juga dapat meningkatkan peradangan.


 Tidak dapat dipungkiri juga bahwasanya faktor lainnya αsɪ̇h banyak dan tidak dapat dikendalikan seperti usia, garis riwayat penyakit dll...

Usia dan jenis kelamin
Usia di atas 65 tahun mempunyai peluang besar untuk terkena penyakit jantung. Penyakit jantung sebagian besar menyerang pria daripada wanita.
Keturunan dan penyakit kronis
Seseorang yang mempunyai orang tua dengan riwayat penyakit jantung, maka ia memiliki peluang terkena penyakit serupa. Selain itu penyakit kronis seperti diabetes dan obesitas sangat potensial terserang penyakit jantung.

Gaya hidup
Gaya hidup yang tak teratur seperti merokok, minum alkohol, doyan dugem, tidak melakukan diet, tidur tidak teratur akan meningkatkan peluang serangan jantung.
Penyakit jantung masih menjadi momok menakutkan bagi sebagian besar masyarakat. Terkadang banyak masyarakat yang tidak menyadari adanya penyakit tersebut di dalam tubuhnya. Sebelum mengobati sebaiknya Anda mencegah penyakit ini. Simak penyebab utama terjadinya serangan jantung seperti dilansir genius beauty.



Cara mencegah penyakit jantung yang paling efektif


Penyakit jantung sering dianggap sebagai penyakit orang berumur. Tetapi, orang muda tidak boleh mengabaikannya karena penyakit ini terjadi akibat penyempitan pembuluh darah yang terjadi selama puluhan tahun akibat gaya hidup modern.
Kebanyakan penyakit jantung terjadi akibat penyempitan pembuluh darah koroner. Lantas, apa yang menyebabkan arteri ini menyempit? "Penyebabnya yang utama adalah gaya hidup kita," kata Prof.Budhi Setianto, Sp.JP, dari RS.Jantung Harapan Kita, di sela acara press conference Cintai HIdup Cintai Jantung yang digelar Quaker Indonesia di Jakarta beberapa waktu lalu.
Sejatinya, banyak yang bisa kita perbuat untuk memperlambat bahkan mencegah penyakit jantung koroner dengan pola hidup sehat. Salah satunya melalui pola makan.
"Pola makan menjadi salah satu kunci utama menjaga kadar kolesterol agar jantung tetap sehat. Salah satunya adalah mengonsumsi secara rutin bahan pangan kaya serat, terutama serat larut untuk menurunkan kolesterol," kata Budhi.
Mari kita simak beberapa kiat dari para ahli untuk menjaga jantung tetap sehat dan dapat bekerja optimal.

1. Berhenti merokok

Mungkin ini adalah langkah terbaik yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penyakit jantung. Para perokok yang sudah setahun berhenti merokok, risikonya berkurang hingga setengahnya untuk terkena serangan jantung. Setelah 15 tahun berhenti merokok, risiko Anda untuk mati karena penyakit jantung sama seperti orang-orang yang tidak pernah merokok. Selain itu, berusahalah agar tidak menjadi perokok pasif.

2. Olahraga teratur
Ada banyak alasan mengapa olahraga menyehatkan jantung. Pertama, olahraga rutin akan menurunkan kolesterol dan tekanan darah. Anda juga bisa memperoleh berat badan yang ideal dari kegiatan ini. Berolahragalah minimal 30 menit setiap hari.

3. Kurangi kolesterol 
Jika pola makan Anda dipenuhi oleh makanan-makanan yang kaya lemak dan kaya kolesterol, maka hasil tes kolesterol darah total Anda mungkin sekali di atas normal. Upayakan agar kolesterol Anda di bawah 200 mg/dl. Dr.Pauline Endang Praptini, Sp.GK, mengatakan konsumsi 70 gram serat larut seperti oatmeal secara rutin terbukti menurunkan kadar kolesterol.

4. Turunkan tekanan darah
Tekanan darah tinggi sering dijuluki pembunuh diam-diam. Tekanan darah tinggi akan memberikan beban sangat berlebihan kepada jantung dan arteri hingga akhirnya dapat mengundang serangan jantung, selain stroke. Salah satu cara menormalkan tekanan darah adalah dengan mengurangi natrium (garam) dari pola makan Anda.

5. Kendalikan stres

Stres bisa membuat jantung Anda menderita. Ada banyak cara untuk meredakan stres, misalnya olahraga, istirahat, menarik napas panjang, meditasi, atau yoga.





menjaga kondisi dan kekuatan jantung dengan terapi bekam,
* Untuk membantu anda ber-bekam, anda bisa sms/menghubungi: Anwar R - sms/telfon 085229818569/085366563330


untuk pengenalan dipersilahkan mengirimkan pertanyaan/konsultasi...
kami berterimakasih atas itu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar