OBAT HATI
Tombo ati iku limo perkarane
Kaping pisan moco Qur’an lan
maknane
Kaping pindo sholat wengi
lakonono
Kaping telu wong kang sholeh
kumpulono
Kaping papat kudu weteng ingkang
luwe
Kaping limo dzikir wengi ingkang
suwe
Salah sawijine sopo bisa
ngelakoni
Mugi-mugi gusti Allah nyembadani
Obat hati ada lima perkaranya
Yang pertama baca Quran dan
maknanya
Yang kedua sholat malam
dirikanlah
Yang ketiga berkumpullah dengan
orang sholeh
Yang keempat perbanyaklah
berpuasa
Yang kelima dzikir malam
perbanyaklah
Salahsatunya siapa bisa menjalani
Moga-moga Gusti Allah mencukupi
*OPICK
Yang pertama baca Quran dan maknanya
Dan Kami turunkan dari Al-Quran
itu sesuatu yang menjadi obat (penawar hati) bagi orang-orang yang beriman.
(Q.S. Al-Isra, ayat 82)
Suatu hari, seseorang datang
kepada Ibnu Masud dan menceritakan bahwa ia sedang dilanda risau, pusing,
hatinya gelisah dan tidak tentram. Ibnu Masud menyarankan kepada orang itu agar
mendatangi tiga tempat untuk menemukan obatnya.
Pertama, tempat orang membaca
Al-Quran dengan memperhatikan dan mendengar-kan baik-baik atau ia membaca
sendiri Al-Quran itu dengan baik dan tartil.
Kedua, agar mendatangi majlis
talim atau tempat-tempat orang yang sedang menuntut ilmu, mendengarkan
syarahan, bermesyuarat dan lain-lain.
Ketiga, agar datang ke
tempat-tempat yang sunyi. Di sana ia dapat menyendiri dengan beribadah &
dapat merasakan manisnya mendekatkan diri kepada Allah s.w.t.
Nasihat itu diikutinya.
Serta-merta ia berwudhu dengan baik lalu mengambil Al-Quran dan dibacanya
dengan khusyuk dan tawaduk. Tiada berapa lama kemudian, hatinya yang gundah dan
gelisah itu telah berubah menjadi tenang dan tentram. Hilang segala rasa gundah
dan gelisah.
Maka benar sekali bahwa obat hati
itu ada lima perkara yaitu membaca Al-Quran dengan memahami artinya, mendirikan
sholat malam (qiyamul lail), berkumpul dengan orang-orang sholeh, berpuasa, dan
berdzikir di malah hari.
Sebagai mana pesan Al-Ustadz Drs. Ahmad Sukina :
Al-Qur’an adalah firman Allah,
sekaligus merupakan perkataan yang terbaik. Siapapun yang mengikuti Al-Qur’an,
maka dia akan menjadi orang yang baik.
Qur’an mengajar manusia untuk
qana’ah, maka orang yang mengikuti Al-Qur’an tidak akan serakah, dirinya
terhindar dari berbagai tindak korupsi, kolusi, dan nepotisme, sehingga
berbagai kejahatan ekonomi bisa diatasi.
Qur’an mengajar manusia untuk
suka bersedeqah, maka orang yang mengikuti Al-Qur’an akan lebih suka memberi
dari pada diberi, kedermawanan merebak dimana-mana, sehingga persoalan
kemiskinan bisa diatasi.
Qur’an mengajar manusia untuk
mensyukuri nikmat persatuan dan persaudaraan, serta melarang perselisihan dan
pecah belah, maka orang yang mengikuti Al-Qur’an akan bersatu, bersaudara,
tidak berselisih, apalagi berpecah belah. Sehingga persoalan perkelahian antar
pemuda, perang antar suku, bentrok antara aparat dan sejenisnya bisa diatasi.
Qur’an mengajarkan semua manusia
bertanggungjawab atas perbuatan masing-masing di hadapan Allah, tidak kepada
DPR atau rakyat, karena anggota DPR bisa disuap dan rakyat bisa dibohongi. Maka
para pemimpin yang mengikuti Al-Qur’an akan menjadi pemimpin yang kredibel dan
akuntabel, sehingga persoalan pemimpin yang suka obral janji tanpa bukti bisa
diatasi.
Qur’an mengajarkan bahwa
memelihara nyawa satu orang sama dengan memelihara nyawa manusia seluruhnya.
Maka orang yang mengikuti Al-Qur’an akan menghormati nyawa orang lain, sehingga
persoalan mutilasi, pembunuhan berantai, dan penganiayaan bisa diatasi. Tidak
ada persoalan yang tidak bisa diatasi dengan Al-Qur’an.
Umar bin Khaththab yang pernah
mengubur anak perempuannya hidup-hiduppun menjadi manusia yang berhati mulia
dengan Qur’an.
Begitu pula dengan bangsa
Indonesia, bangsa ini akan bangkit dan berjaya bila menjadikan Al-Qur’an
sebagai solusi, sebagai obat penyakit yang dideritanya. Semoga Allah memberi
kemudahan bangsa ini untuk bangkit dan berjaya dengan Al-Qur’an.
Yang kedua sholat malam dirikanlah
Bangun malam dan melaksanakan
shalat tahajud akan membersihkan hati dan jiwa dari berbagai macam
kotoran/penyakit. Kebersihan hati akan berdampak pada ketenangan jiwa dan
bersihnya pikiran, sehingga dakwah akan bisa dilaksanakan secara optimal dan
hasilnya bisa diharapkan. Rosul Saw dan para sahabat menjadikan qiyamulail
sebagai sarana tazkiyah yang menjadi pondasi bagi kebaikan amal dan langkah
dakwah mereka. Sabda Nabi Saw:
”Seutama-utamanya puasa sesudah
puasa Romadhon ialah puasa sunah pada bulan Muharram: seutama-utamanya shalat
sesudah shalat fardhu ialah shalat sunah di waktu malam” (HR. Muslim).
Bahkan jika dilihat dari
ayat-ayat yang turun di Makkah, ternyata qiyamulail di letakkan pada posisi
utama. Al Muzamil adalah surat ketiga yang turun, setelah Al Alaq dan Al
Mudatsir. Di dalamnya ada perintah yang amat tegas untuk menegakkan shalat
malam sebagai persiapan ruhiyah menghadapi realitas medan dakwah. Allah Swt
berfirman:
”Hai orang yang berselimut
(Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, (yaitu) seperduanya atau
kurangilah dari seperdua sedikit atau lebih dari seperdua itu” (Al Muzamil:
1-3).
Dengan turunnya ayat ini, shalat
malam hukumnya wajib bagi kaum muslimin saat itu. Dan teryata qiyamulail menjadi
bekalan yang membentuk sahabat menjadi pribadi-pribadi tangguh yang akan
menghadapi segala resiko dakwah. Allah
Swt menyebutkan dalam firman-Nya:
”Sesungguhnya Kami akan
menurunkan kepadamu perkataan yang berat (qaulan tsaqilan)” (Al Muzamil: 5),
yang menunjukkan tugas-tugas berat
mendatang harus di hadapi dengan persiapan matang.
Dalam kehidupan keseharian, tentu
kita bisa menyaksikan betapa banyaknya permasalahan yang dihadapi manusia
hingga ada diantara mereka yang sampai stres, depresi dan tekanan batin
lainnya. Sebenarnya, terapi penyakit tersebut sangat mudah dan bisa dikerjakan
oleh siapapun. Lakukan shalat malam secara teratur, dan adakan dialog dengan
Allah Ta’ala tentang masalah-masalah yang sedang dihadapi, serta mintalah jalan
keluar kepada-Nya. Jadi, qiyamulai merupakan kebutuhan yang akan menghidupkan kesadaran ruhiyah kita
untuk mengontrol gerakan-gerakan tubuh, perkataan akan menjadi berbobot
sehingga lebih mudah difahami dan diresapi oleh mad’u serta stabilitas moral
dan emosional pun akan lebih terjaga. Bahkan Allah menjanjikan terkabulnya do’a
yang di munajatkan saat-saat hening malam.
Keutamaan Qiyamulail
Allah Azza Wa Jalla berfirman,
‘Lambung mereka jauh dari tempat
tidurnya, sedang mereka berdoa kepada tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan
mereka menafkahkan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka”(As-Sajdah:
16)
Kemudian diikuti dengan
firman-nya,
”Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk
mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata, sebagai
balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”(As-Sajdah: 17)
Allah Ta’ala berfirman dalam
menggambarkan orang-orang yang berbuat kebaikan,
”Mereka sedikit sekali tidur di
waktu malam. Dan di waktu-waktu sahur (akhir-akhir malam) mereka memohon
ampunan (kepada Allah)”(Adz-Dzariyat: 17-18)
Telah diriwayatkan dari Qatadah,
Mujahid, dan lainnya bahwa maksud ayat di atas ialah ”mereka biasa tidak tidur
di malam hari hingga datang waktu shubuh.”
Dan diriwayatkan dari Ibnu Abbas
r.a., ia berpendapat, ”Maksud ayat di atas ialah tidaklah malam itu melewati
mereka, melainkan mereka menggunakan sebagian malam itu untuk beribadah kepada
allah.”
Allah Ta’ala berfirman,
”Apakah kamu, hai orang musyrik ,
yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan
sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan
rahmat Tuhannya?”(Az-Zumar: 9)
Syaikhul Islam, Ibnu Tamiyah
berpendapat, ”Kata al-qunut itu berarti menjalankan ketaatan secara
terus-menerus. Apabila seseorang shalat, berdiri,rukuk,dan sujudnya lama, maka
ia dinamakan qanitun.”
Allah Azza wa Jalla berfirman
perihal ciri hamba-hamba-nya yang dicintai-nya,
Dan orang yang melalui malam hari
dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka (Al-furqan: 64).
Dalam bab Fadhilah Qiyamulail,
Bukhari meriwayatkan Hadits dengan sanad dari Abdullah bin umar . Dia (Ibnu
Umar) menceritakan bahwa pada hidup Nabi saw . apabila seseorang bermimpi
sesuatu, ia menceritakan mimpinya kepada beliau Saw. ”Ketika itu saya masih
muda dan suka tidur di masjid pada zaman Rasullullah Saw. Saya, berkeinginan
sekali mimpi sesuatu dan saya ceritakan mimpi itu kepadanya.
Pada suatu malam saya bermimpi
dalam tidurku, seakan-akan ada dua malaikat memegang saya untuk diajak pergi ke
api neraka. Ternyata api neraka itu berlubang seperti lubang sumur dan
mempunyai dua tanduk. Di dalamnya ada beberapa orang yang saya kenal. Lalu saya
membaca do’a, ”Saya berlindung kepada Allah Ta’ala dari api neraka ini!”
Ibnu Umar berkata, ”Lalu saya
bertemu dengan malaikat lainnya. Dia berkata kepadaku, ”Mengapa kamu takut?”
setelah bangun tidur, kuceritakan mimpi ini kepada Hafsah, lalu Hafsah
menceritakannya kepada sullullah Saw.”
Setelah itu, Nabi Saw. bersabda,
”sebaik-baik orang adalah Abdullah sekiranya ia biasa shalat di malam
hari.”Setelah mendengar ucapan Nabi seperti itu, ia tidak tidur di malam hari,
kecuali sebentar.” (HR.Bukhari)
Maksud Hadits di atas adalah
orang yang biasa mengerjakan shalat disebagian malam akan mendapatkan predikat
”sebaik-baik orang atau orang terbaik”. Disebutkan dalam Hadits yang lain bahwa
shalat malam mampu mencegah siksa (azab).
Dalam Hadits Abu Hurairah r.a.,
Nabi Saw. bersabda “seutama-utama shalat (sunnah) sesudah shalat wajib ialah
shalat malam.” (HR.Muslim,Abu Dawud, dan Tirmizi).
Dari Ali bin Abu Thalib r.a., ia
menginformasikan bahwa pada suatu malam Rasullullah Saw. datang ke rumah Ali
dan Fatimah binti Rasullullah Saw., lalu beliau bertanya, ”Apakah kamu telah
mengerjakan shalat (malam)?”Jawab Ali, ”Wahai Rasullullah, jiwa kami berada di
Tangan Allah Ta’ala, apabila Dia menghendaki membangkitkan kami, Dia pasti
membangkitkan kami.”
Setelah mendengar jawaban sepeti
itu, tiba-tiba beliau langsung kembali pulang tanpa menjawab sedikit pun.
Kemudian Ali r.a. mendengar beliau berpaling sambil memukul pahanya dan
berkata, ”Memang watak dasar manusia itu suka membantah!”
Ibnu Bathal berkata, ”Hadits di
atas menunjukkan keutamaan qiyamulail dan membangunkan orang-orang tidur, baik
dari keluarganya maupun sanak kerabatnya, untuk mengerjakan shalat malam.”
Thabari berkata, ”Sekiranya Nabi
Saw. tidak mengetahui betapa besar keutamaan shalat di malam hari, niscaya
beliau tidak akan mengganggu putri dan keponakannya di waktu yang memang Allah
Ta’ala telah menjadikannya sebagai waktu beristirahat bagi makhluk-Nya. Namun,
Nabi Saw. memilihkan waktu itu untuk Fatimah dan Ali, agar mereka bisa
mengantongi keutamaan itu.”
Allah Ta’ala berfirman:
تَتَجَافَى
جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا
“Lambung-lambung
mereka jauh dari pembaringan, karena mereka berdoa kepada Rabb mereka dalam
keadaan takut & berharap kepada-Nya.” (QS. As-Sajadah: 16)
Allah
Ta’ala berfirman:
كَانُوا
قَلِيلاً مِّنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ. وَبِالأَسْحَارِهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu
memohon ampunan di waktu sahur (menjelang fajar).” (QS. Adz-Dzariyat: 17-18)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَفْضَلُ
الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ
بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
“Seutama-utama puasa setelah ramadhan adalah puasa di bulan
Muharram, & seutama-utama shalat sesudah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR.
Muslim no. 1163)
Dari Abu
Said Al Khudri & Abu Hurairah radhiallahu anhuma mereka berkata: Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ
اسْتَيْقَظَ مِنْ اللَّيْلِ وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ
جَمِيعًا كُتِبَا مِنْ الذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ
“Barangsiapa yang bangun malam & membangunkan istrinya
kemudian mereka berdua melaksanakan shalat dua rakaat secara bersama, maka
mereka berdua akan digolongkan ke dalam lelaki-lelaki & wanita-wanita yang
banyak berzikir kepada Allah.” (HR. Abu Daud no. 1309, Ibnu Majah no. 1335, & dinyatakan shahih oleh
Al-Albani dalam Al-Misykah: 1/390)
Dari Abu
Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
يَعْقِدُ
الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلَاثَ عُقَدٍ
يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ: عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ. فَإِنْ اسْتَيْقَظَ
فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ
فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ
وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ
“Setan
mengikat tengkuk kepala seseorang dari kalian saat dia tidur dgn tiga tali
ikatan, dimana pada tiap ikatan tersebut dia meletakkan godaan, “Kamu mempunyai
malam yang sangat panjang maka tidurlah dgn nyenyak.” Jika dia bangun &
mengingat Allah maka lepaslah satu tali ikatan, jika dia berwudhu maka lepaslah
tali yang lainnya, & jika dia mendirikan shalat maka lepaslah seluruh tali
ikatannya sehingga pada pagi harinya dia akan merasakan semangat &
kesegaran yang menenteramkan jiwa. Namun bila dia tak melakukan itu, maka pagi
harinya jiwanya menjadi jelek & menjadi malas beraktifitas”. (HR.
Al-Bukhari no. 1142 & Muslim no. 776)
Dari
Jabir bin Abdillah dia berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
إِنَّ
فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ
خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ
كُلَّ لَيْلَةٍ
“Sesungguhnya
di waktu malam terdapat suatu saat, tidaklah seorang muslim mendapati saat itu,
lalu dia memohon kebaikan kepada Allah ‘azza wajalla baik kebaikan dunia maupun
akhirat, kecuali Allah akan memperkenankannya. Demikian itu terjadi pada setiap
malam.” (HR. Muslim no. 757)
Yang ketiga berkumpulah dengan orang sholeh
Ini menjadi menarik karena
ternyata banyak sekali Hikmah dari
Berkumpul dengan orang soleh. Dimana disana akan dibahas segala ilmu agama,
bersama-sama berdzikir dan mengagungkan Alloh, saling bertukar pikiran dan
pendapat, saling berbagi kehidupan sebagai saudara. serta berbagi informasi
pekerjaan dan jalan rezeki juga jodoh.
Alangkah Indahnya sekumpulan
orang yang disana bedzikir mengingat Alloh, berdoa dan mendoakan orang tua,
bukankah itu amal soleh sebagai bakti kepada kedua orang tua yang telah
meninggal?.
Rosululloh. SAW bersabda :
'Tidaklah duduk suatu kaum,
mengingat-ingat Allah Azza wa Jalla, kecuali malaikat menaungi mereka,
rahmat(kasih sayang) Allah meliputi mereka, ketenangan turun kepada mereka, dan
Allah Subhanahu wa Ta'ala mnyebutkan kepada makhluk yag ada di sisinya (H.R.
Muslim)
Dan lagi Majelis ta'lim sebagai
majelis ilmu tentu ada jalan Surga di sana, ada ,alaikat yang meridhoi mereka.
Halaqoh halaqoh kecilpun luar biasa sebagai keluarga
kecil yang saling mengerti dan tolong menolong serta berlomba-lomba dalam
kebaikan.
Berkumpul dengan orang soleh akan
menjadi nasihat untuk kita, dan kita akan selalu mendapat apa yang mereka
dapat, bukankah bila kita berteman dengan penjual minyak wangi kita akan
merasakan harumnya?
Allah SWT menyatakan bahwa salah
satu penyebab utama yang membantu menguatkan iman para sahabat Nabi, adalah
keberadaan Rasulullah SAW di tengah-tengah mereka. Seperti yang difirmankan
dalam QS. Ali 'Imran: 101, "Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian
menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan
Rasul-Nyapun berada ditengah-tengah kalian? Dan siapa saja yang berpegang teguh
kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan
yang lurus."
Ibnul Qayyim mengisahkan, “Kami
(murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau
muncul dalam diri kami prasangkaprasangka buruk atau ketika kami merasakan
sempit dalam menjalani hidup, kami segera mendatangi Ibnu Taimiyah untuk meminta
nasehat. Maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengarkan nasehat
beliau serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti
dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang.”
Demikian pentingnya bergaul
dengan orang-orang sholeh, sehingga dapat kembali membangkitkan semangat
keimanan kita dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Dapat membangkitan
perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang, dan kita pun dapat menularkan nuansa
kebaikan kepada lingkungan sekitar kita. Sehingga Allah SWT menegaskannya dalam
QS. Al Imran: 103, “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah,
dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhmusuhan, maka Allah mempersatukan
hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara;
dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu
daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu
mendapat petunjuk.”
Semoga Allah SWT senantiasa
mempertemukan dan mempersatukan kita dengan orang-orang sholeh di dunia maupun
di surga-Nya kelak. Aamiin Ya Robbal ‘Aalamiin
Yang keempat perbanyaklah berpuasa
Puasa adalah ibadah yang
sangat mulia, sehingga Allah SWT
berkenan membalasnya secara langsung. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia
berkata: Rasulullah S.A.W bersabda: Allah Azza Wa Jalla berfirman (Hadist
Qudsy):
“Semua amal perbuatan anak Adam
adalah untuknya, kecuali puasa. Karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku
dan Aku sendiri yang akan memberikan balasannya. Puasa adalah perisai. Maka
apabila seseorang diantara kalian sedang berpuasa, janganlah dia berbiacara
kotor dan jangan pula bertengkar. Apabila ia dimaki oleh seseorang atau diajak
bermusuhan maka hendaklah ia berkata: “Sesungguhnya aku sedang berpuasa”
Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada
di dalam genggaman kekuasaanNya. Sungguh bau dari mulut seseorang yang berpuasa
itu lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kesturi. Seseorang yang
berpuasa itu mempunyai dua kegembiraan, dan ia dapat merasakan kesenangannya,
yaitu ketika berbuka ia bergembira, dan apabila telah bertemu dengan Tuhannya
maka iapun bergembira dengan adanya balasan puasanya”. (Sahih al-Bukhari, II:
673)
Tujuan Puasa
Puasa merupakan salah satu dari
lima Rukun Islam, dan seperti ibadah lainnya puasa mengandung hikmah dan
tujuan. Secara tegas tujuannya dijelaskan dalam Al quran, yaitu untuk membentuk
pribadi Muslim yang bertakwa kepada Allah SWT.
Seperti yang difirmankan-Nya
dalam QS. Al-Baqarah: 183, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa”.
Ahli Tafsir terkemuka, Muhammad
Ali al-Sabuni1 mengatakan, ibadah puasa memiliki tujuan yang sangat besar.
Pertama, puasa menjadi sarana pendidikan bagi manusia agar tetap bertakwa
kepada Allah SWT. Kedua, puasa merupakan media pendidikan bagi jiwa untuk tetap
bersabar dan tahan dari segala penderitaan dalam menempuh dan melaksanakan
perintah Allah SWT. Ketiga, puasa menjadi sarana untuk menumbuhkan rasa kasih
sayang dan persaudaraan terhadap orang lain, sehingga tumbuh rasa empati untuk
menolong sesama yang membutuhkan. Keempat menanamkan rasa takwa kepada Allah
SWT.
Kualitas Puasa
Berkaitan dengan hal ini, Imam
Abu Hamid al-Ghazali dalam bukunya Ihya al-'Ulumuddin membagi kualitas puasa ke
dalam tiga tingkatan. Pertama, puasanya orang awam (shaum al-'umum), yaitu
menahan diri dari perkara-perkara yang membatalkan puasa seperti makan dan
minum.
Kedua, puasanya orang khusus
(shaum al-khusus), yaitu selain menahan diri dari perkara yang membatalkan
puasa juga turut berpuasa seluruh panca indera dan seluruh badan dari segala
bentuk dosa.
Dan ketiga, puasanya orang
istimewa, super khusus (shaum khusus al-khusus), yaitu selain menahan diri dari
perkara yang membatalkan puasa dan juga berpuasanya panca indera dan seluruh
badan dari segala bentuk dosa juga turut berpuasa “hati nurani”. Pembagian di
atas memberikan kita uang untuk menelaah ditingkat manakah kita selama ini
dalam melaksanakan ibadah puasa.
Puasa Sebagai Obat Hati
"Perbanyaklah berpuasa," demikian nasehat keempat dalam syair Tombo
Ati (Obat Hati)2. Selain yang diwajibkan di bulan Ramadhan, puasa dapat
diperbanyak dengan yang disunnahkan oleh Nabi SAW.
Memperbanyak puasa dapat
mengobati hati yang gundah atau hati yang sakit karena kita terus mengupayakan
hati agar senantiasa ikhlas, tawakal, takut dan berharap hanya kepada Allah,
khusyu’ dan tawadhu. Dengan ikut berpuasanya hati, maka kita tidak akan terlalu
“memikirkan” soal dunia yang seringkali membuat hati menjadi galau. Janji Allah
SWT yang berkenan membalas puasa secara langsung akan membuat hati orang-orang
yang beriman menjadi tenang karena semakin meningkatnya keimanan dan ketakwaan
mereka kepada Allah SWT.
Ibadah puasa dapat menjadi
perisai yang mencegah kegalauan hati akibat dorongan hawa nafsu. Seperti dalam
kasus orang-orang yang belum mampu menikah, Rasulullah menganjurkan puasa untuk
meredam nafsu syahwat. Beliau bersabda, “Sesungguhnya puasa itu akan menjadi
pelindung baginya.” Rasulullah juga bersabda, “Puasa itu adalah perisai”
maksudnya adalah perisai dari perbuatan dosa dan kemaksiatan.
Seperti disampaikan dalam hadist
qudsy yang dituliskan sebelumnya, puasa akan memberikan kegembiraan hati bagi
pelakunya. Ketika berbuka ia gembira. Ketika bertemu Tuhannya ia bergembira
dengan balasan puasanya
Yang kelima dzikir malam perbanyaklah
Yang suka marah-marah, iri,
dengki, stres dan banyak masalah lainnya yang mengganggu perasaan hati, coba
dibaca nih Al-Quran. Semakin lama membaca maka akan semakin tertutupi beban
perasaan di hati. Jika rutin diamalkan tiap hari, maka setiap hari pula beban
perasaan tertutupi, termasuk menutupi nafsu duniawi, sehingga diri/akal anda tidak
lagi ditutupi/ dikendalikan oleh nafsu, tapi akal anda-lah yang menutupi/
mengendalikan nafsu. Bila akal ditutupi oleh nafsu hingga over, maka akan
menyebabkan akal benar-benar tertutup (gila). Namun bila akal menutupi nafsu,
maka akan menyebabkan timbulnya Iman, Nafsul Mutmainnah (jiwa/hati yang
tenang), berakhlak mulia.
أَلاَ
بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
"Ketahuilah, hanya dengan
mengingat Allah (zikrullah) hati menjadi tenang".Q-S Ar-Ra'd ayat 28.
Setelah baca Quran, hati anda
akan merasakan getaran iman, dimana
perasaan itu membuat manusia sangat takut untuk berbuat dosa dan sangat tidak
takut akan sesuatu hal buruk Yang bakal terjadi, sekalipun dalam keadaan
bahaya, hati tetap selalu tenang, sehingga tidak larut memikirkan beban
perasaan yang mengganggu